SEDULUR PAPAT LIMO PANCER

SEDULUR PAPAT LIMO PANCER DAN EGO STATE

Dari khasanah Nusantara, hampir semua orang Indonesia mengenal tentang istilah ‘saudara empat (sedulur papat), dan lima pusatnya (limo pancer), namun belum semua orang memahami apa yang mau disampaikan dengan filosofi ‘sedulur papat limo pancer’ tersebut.
Hampir kebanyakan orang yang begitu mendengar istilah tersebut langsung berkonotasi bahwa ‘sedulur papat limo pancer’ adalah hal mistik yang bersifat ghaib, yaitu makhluk-makhluk halus atau astral yang menjaga setiap manusia.
Dari judul yang saya tulis, ada dua hal yang akan kita pahami, yaitu ‘sedulur papat limo pancer’ dan ego state. Apakah arti dari masing-masing istilah tersebut, dan apa hubungannya?
Saya akan menulis terlebih dahulu tentang Ego State. Jadi kemungkinan setelah membaca bagian ini anda akan langsung memahami tentang filosofi ‘sedulur papat limo pancer’ tanpa anda membaca bagian tersebut
Eric Berne adalah ahli psikologi yang pertama kali mempelopori teori analisis transaksional. Ego States, kata “ego” berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti “saya” dan secara harfiah berarti “diri sendiri”. Kata “state” secara harfiah berarti “bagian” atau ”instansi”. Ego state yang dimaksud oleh Berne adalah instansi-instansi dari suatu kepribadian atau identitas suatu individu. Berne juga menjelaskan bahwa ego state merupakan kepribadian manusia yang dibangun oleh pola-pola perasaan dan pengalaman yang terkait langsung dengan perilakunya.
Saya tidak membahas secara rinci tentang bagaimana sejarah Ego State mulai dipublikasikan dan kemudian bagaimana pula awal mulanya muncul Ego States Therapy. Nanti kita akan memahami Ego States Therapy dalam bagian ‘sedulur papat limo pancer’.
Yang penting adalah sekarang kita memahami istilah Ego State, Ego State sebenarnya adalah bagian dari diri kita yang aktif atau mengendalikan diri kita pada suatu saat tertentu.
Cotoh sederhana adalah perbincangan kita dengan bagian diri kita pada waktu tertentu. Pada saat kita akan akan memutuskan sesuatu. Mari kita ingat kondisi saat kita mau bangun tidur. Ada bagian diri yang berkata, “sebentar ah, sepuluh menit lagi. Kan nggak telat” , namun ada juga bagian diri yang bilang, “ayo semangat dong! Buang rasa malas!” atau ada juga yang berkata, “Sekali-kali nggak masuk kerja nggak apa-apa kan? Absenku kan jarang, hal ini nggak mempengaruhi kondite keja kok
Itulah Ego state! Ada banyak bagian diri kita yang aktif yang akan mengendalikan kita pada suatu saat tertentu.
Dalam Ego States Therapy setiap bagian diri tersebut dapat diajak untuk bicara, diarahkan, dan diberi tugas secara tepat.
Nah, sampai disini tentu saja semakin terbuka dan jelas, apa filosofi dari ‘sedulur papat limo pancer’
Saya mengambil rujukan tentang ‘sedulur papat limo pancer’ ini dari Serat Kidungan Purwojati, yang ditulis sebagai berikut: ‘Ana kidung ing kadang Marmati, Amung tuwuh ing kuwasanira, Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami, Anekakake sedya Ing kuwasanipun, Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki Angenakken pangarah, Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwasa Andadekaken karsane, Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami, Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangkep kadang ingsun, papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang. ‘
Dalam filosofi Jawa setiap kelahiran manusia akan disertai saudara yang mengiringinya, yaitu empat saudara: kakang kawah (air ketuban), adi ari-ari (plasenta), getih (darah) dan puser (tali plasenta). Sedangkan yang kelima pancernya adalah diri manusianya itu sendiri.
Empat saudara ini diyakini hidup dan selalu menyertai manusia. Empat saudara ini adalah bagian dari diri kita yang aktif atau mengendalikan diri kita pada suatu saat tertentu (ingat definisi dari Ego State di atas)
Dalam kelompok-kelompok kebatinan jawa, seseorang harus dikenalkan dahulu terhadap saudaranya ini. Dengan satu upacara tertentu (upacara ini menggiring seseorang masuk dalam trance) dengan menggunakan mantra tertentu (self talk). Kemudian seseorang baru bisa bercakap-cakap dengan saudara empat tersebut. Dalam percakapan dengan saudara empat tersebut, sang saudara bisa diberi tugas yang tepat dan berguna, bahkan bisa untuk menghilangkan sifat-sifat jelek, ataupun untuk menghilangkan ingatan masalah tentang masa lalu (bentuk dari Ego State Therapy)
Dalam setiap tindakan, ke empat saudara ini saling berbincang, bersahut-sahutan dan mempengaruhi sang diri (pancer). Untuk itu, dalam filosofi Jawa kita harus berkenalan dengan saudara empat tersebut supaya kita bisa mengarahkan dan bahkan memberdayakan untuk memberikan tugas-tugas yang tepat dengan fungsinya.
Contohnya,
Seseorang yang setiap harinya selalu malas dan menunda-nunda pekerjaan sehingga ia lambat sekali untuk maju. Kemudian ia dikenalkan dengan saudara empatnya, mengajak berbincang-bincang dan mencari tahu siapa saudaranya yang mengajak untuk malas tersebut. Kemudian ia juga mencari saudara yang mengajak untuk semangat dan memerintahkan saudaranya yang semangat untuk memberitahu saudara yang mengajak malas agar tidak mempengaruhi sang pancer.
Pengenalan terhadap saudara empat ini dalam tradisi kebatinan Jawa harus melalui sebuah ritual dan menggunakan mantra tertentu. Ritual yang dilakukan berkaitan dengan apa yang diyakini oleh masyarakat, karena lewat apa yang diyakini tersebut seseorang akan mudah masuk dalam kondisi ‘trance’. Mantra yang digunakan juga menggunakan bahasa yang dipahami oleh orang tersebut yang berguna sebagai ‘self talk’.
Dalam kondisi ‘trance’ tersebut, seseorang akan dengan mudah berbicara dengan bagian dari dirinya (Ego State) dan mantra yang digunakan adalah sebagai sarana untuk self talk atau bicara dengan bagian diri tersebut.
Sekarang kita akan mengenal sifat-sifat dasar dari saudara empat tersebut sehingga saat kita berkomunikasi kita dapat memberikan tugas yang tepat sesuai spesialisasinya.
Yang pertama adalah kakang kawah (air ketuban),
Ini adalah ‘pasemon’ atau penggambaran dari sifat dasar bumi, atau insting dasar manusia. Ada sifat ingin makan, minum, seks, pencapaian kenyamanan dan keinginan manusia. Ego State Kakang Kawah adalah bagian yang mewakili sifat-sifat dasar manusia.
Yang kedua adalah adi ari-ari (plasenta),
Ini adalah ‘pasemon’ atau penggambaran dari sifat keinginan duniawi untuk dipuji, untuk kaya, mendapat derajad dan pangkat, loba, tamak, dan lainnya. Nafsu ini selaras dengan sifat udara yang menjadi unsur pembentuk jasad. Sifat dari udara adalah selalu ingin memenuhi ruang selagi ruang itu ada (ruang kosong).
Yang ketiga adalah getih (darah) ,
Ini adalah ‘pasemon’ atau penggambaran dari sifat keinginan untuk mempertahankan harga diri, rasa marah, emosi, ambisi, pencapaian keinginan. Ingin kaya, berlimpah, dan mendapatkan materi lebih banyak ada dalam bagian Ego ini.
Yang keempat adalah puser (tali plasenta).
Ini adalah ‘pasemon’ atau penggambaran dari sifat yang mengajak kepada kebaikan. Hal-hal yang menuju kepada kemajuan, kebaikan, manfaat bagi orang lain, dan tidak mementingkan diri sendiri.
Sedangkan yang kelima pancernya adalah diri manusianya
Sekarang, setelah kita mengetahui makna dari masing-masing saudara empat tersebut, maka kita menyadari bahwa saudara empat adalah penggambaran dari Ego State, atau bagian dari Ego, bagian dari diri kita yang aktif atau mengendalikan diri kita pada suatu saat tertentu.
Untuk berkomunikasi dengan saudara empat tersebut, yang sebenarnya adalah komunkasi terhadap Ego State kita, tidak diperlukan upacara khusus dan bahasa khusus. Komunitas Kebatinan Jawa menggunakan upacaya khusus adalah dengan keyakinannya bahwa hal tersebut dapat menghantarkan seseorang masuk dalam kondisi ‘tance’, dan mantra yang digunakan menggunakan bahasa jawa adalah karena bahasa itulah yang dipahaminya untuk sebuah ‘self talk’.
Anda dan siapapun juga, dapat berkomunikasi dengan saudara empat tersebut dengan cara apa yang anda yakini dan dengan bahasa yang sangat anda mengerti.
Bahkan ketika keyakinan anda mengatakan bahwa tidak percaya dengan saudara empat, ya jangan menggunakan persepsi akan berbicara dengan saudara empat. Namun anda dapat menggunakan persepsi bahwa anda sedang berbicara dengan Ego State anda. Anda dapat mengganti istilah saudara empat ini dengan apa saja sesuai dengan kayakinan anda. Yang penting anda “menyadari bahwa ada bagian dari diri kita yang aktif atau mengendalikan diri kita pada suatu saat tertentu”.
Sekarang kita mengetahui bahwa ajaran Luhur Nusantara sudah memahami tentang bagian diri manusia yang punya peran dan fungsi tersendiri, jauh sebelum para peneliti menemukan tentang apa yang mereka rumuskan dengan Ego State ini.
Kita di Nusantara punya Serat Kidungan Purwojati, dan ini jauh sebelum para nama-nama ini: Maggie Phillips, Clare Frederick, Shirley McNeal, Moshe Torem, Waltermade Hartman, Gordon Emmerson, Hunter, George Fraser, dan Michael Gainer, mengemukakan Ego State.
Orang ‘barat’ dulu menganggap hal yang aneh dan tidak mungkin (sebelum Ego State diumumkan oleh mereka) bahwa manusia kok berbicara terhadap dirinya sendiri dan memerintah bagian dirinya untuk melakukan sebuah tugas. Hanya orang gila yang berbicara dengan dirinya dan mengganggap diri punya saudara atau bagian dirinya.
Namun dari Serat Kidungan Purwojati kita menyadari bahwa para Resi Nusantara telah memahami bahwa ada bagian dari diri manusia yang hidup dan berkembang sejalan dengan perkembangan diri manusia itu sendiri. Para Resi Nusantara telah menuntun kita sejak jaman dahulu bahwa sedulur papat tersebut dapat diajak berkomunikasi untuk diarahkan dan diberi tugas yang tepat sesuai keadaan yang dialami oleh sang diri. Bahkan sedulur tersebut dapat menyelesaikan masalah kesehatan, trauma, dan sesuatu yang dihadapi tentang masalah-masalah pikiran.

No comments:

Post a Comment