Teknik Reframing

Teknik Reframing

reframingAda sebuah pepatah yang kira-kira berbunyi “selalu ada hikmah di balik suatu peristiwa“. Apakah hal ini hanya sekedar pepatah manis? Ataukah memang berlaku dalam kehidupan nyata pada manusia? Bagi para pembelajar NLP, teknik reframing adalah kunci jawaban dari pertanyaan ini.
Bagi sebagian orang, memberikan makna baru dari sebuah peristiwa memang bukanlah hal yang mudah. terlebih lagi peristiwa negatif yang tidak memberdayakan bagi diri sendiri.
Oleh karenanya, mari kita coba ingat kembali dari banyaknya peristiwa dalam hidup yang membuat kita menjadi tidak nyaman saat mengingatnya. Ah, mungkin terlalu banyak peristiwa-peristiwa tersebut. Mari kita cari saja peristiwa yang baru saja atau dekat-dekat ini terjadi pada kehidupan kita, mungkin di saat orang lain mencaci maki, mungkin di saat seorang teman memfitnah ataupun menjatuhkan diri kita di depan banyak orang, atau mungkin juga peristiwa dimana hati kita disakiti oleh kekasih.
Peristiwa ini mungkin memberikan sensasi yang tidak nyaman di tubuh. Hal ini bisa dikenali dengan berbagai sinyal yang muncul di tubuh (somatic signal) seperti jantung berdebar lebih cepat, pusing, dada menjadi sesak, nyeri pada bagian tubuh tertentu, dsb. disaat kita memutar ulang peristiwa tersebut secara jelas dan nyata di dalam benak kita.
Peristiwa yang memiliki makna negatif akan berdampak negatif di tubuh, dan sebaliknya, peristiwa yang memiliki makna positif akan berdampak positif di tubuh. – Diamond Words -
Teknik reframing dalam NLP adalah satu diantara beberapa teknik NLP yang menawarkan sebuah perubahan pikiran dan perasaan dalam waktu yang relatif singkat. Polanya adalah, dengan merubah lingustic yang lebih positif akan berpengaruh pada pikiran (neuro) dan menyebabkan perilaku (programming) kita menjadi lebih positif.
Secara filosofi teknik reframing ini tidak akan merubah keadaan yang sebenarnya, namun teknik ini sangat bermanfaat untuk membuat pikiran, perasaan dan perilaku kita menjadi lebih positif. Sehingga nantinya, perilaku dan respon yang dihasilkan oleh pikiran kita juga menjadi lebih positif.
Sebagai contoh, ketika kondisi finansial memburuk, makna apa yang akan kita berikan pada peristiwa ini?
  • “Tuhan berlaku tidak adil pada umatnya!”
  • “Sepertinya, sudah menjadi nasib saya menjadi orang miskin!”
  • “Saatnya mencari peluang usaha baru untuk meningkatkan pendapatan!”
  • “Menjadi wirausahawan sepertinya dapat menjadi jalan terbaik saat ini!”
Makna apapun yang kita pilih nantinya akan berdampak pada perilaku dan respon yang akan muncul dari peristiwa ini. Sekali lagi, makna yang kita pilih tidak akan merubah keadaan yang sebenarnya, tapi merubah respon yang akan diberikan dari keadaan yang sebenarnya.
Ada dua jenis reframing dalam NLP, yaitu Content Reframing dan Context Reframing. Content Reframing adalah membingkai ulang makna dari suatu peristiwa dengan memberikan arti baru yang lebih positif dan bermanfaat atas sebuah peristiwa. Context Reframing adalah membingkai ulang suatu keadaan dengan memindahkan atau mencari konteks baru yang lebih sesuai/positif.
Seorang hipnoterapis maupun konselor diharapkan dapat memahami teknik ini dengan baik untuk dapat membantu setiap klien yang membutuhkan ide ataupun pemikiran baru yang memberdayakan dalam memberikan makna baru dari sebuah peristiwa.

No comments:

Post a Comment