Persuasion or Influence?!
Komunikasi
adalah suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan manusia dalam
sehari-harinya. Oleh karenanya tidak ada satupun manusia hidup yang
terlepas dari komunikasi, baik komunikasi intrapersonal maupun intra
personal. Membahas komunikasi interpersonal, setiap orang tentu
mempunyai tujuannya masing-masing. Ada yang sekedar ingin menyampaikan
informasi dan adapula yang berkeinginan untuk dapat membujuk rayu bahkan
mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain.
Bagi Anda
yang menekuni bidang hypnosis, Anda tentu mengetahui bahwa hypnosis
tidak terlepas dari komunikasi pula, baik komunikasi verbal maupun
non-verbal. Dalam tujuannya, komunikasi hipnotik pun dapat dimanfaatkan
untuk bujuk rayu hingga mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain.
Namun, adalah tujuan yang berbeda antara kegiatan komunikasi bujuk rayu
dan komunikasi yang mempengaruhi. Dan dalam artikel Persuasion or Influence?! Ini, Anda akan mendapatkan pemahaman baru tentang dunia komunikasi hipnotik.
Komunikasi
Persuasi atau komunikasi bujuk rayu adalah sebuah kegiatan komunikasi
yang bertujuan untuk merayu pikiran dan perasaan orang lain agar
tertarik pada suatu hal yang ditawarkan oleh seorang komunikator, dan
dikatakan “merayu” karena tidak ada unsur paksaan dalam “menawarkan”
suatu hal kepada orang lain. Sedangkan komunikasi yang mempengaruhi (Influence Communication)
mempunyai efek yang berbeda dibandingkan komunikasi persuasi. Dalam
komunikasi yang mempengaruhi, pikiran orang lain dibuat seakan-akan
terinfeksi oleh “virus pesan/virus informasi” yang disampaikan oleh
seorang komunikator, sehingga besar kemungkinannya informasi yang
disampaikan oleh komunikator yang menggunakan Influence Communication ini melekat erat pada pikiran pendengar atau penerima informasi.
Sebagai contoh, ketika mungkin Anda jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan dan Anda bertemu oleh seorang sales (penjual)
yang menawarkan produknya kepada Anda. Dengan kepiawaiannya dalam
menawarkan produk, Anda bisa saja terbujuk untuk sekedar melihat/mencoba
barang ataupun jasa yang ditawarkannya, atau bahkan hingga Anda berniat
untuk membelinya. Dari sinilah Anda dapat mulai merasakan perbedaan
antaraPersuasion Communication dengan Influence Communication.
Dapat dikatakan Influence Communication karena
dari awal Anda tidak berniat atau mempunyai keinginan untuk membeli,
sehingga akhirnya dengan pola bahasa yang digunakan oleh sales tersebut membuat Anda membeli produk atau jasa yang telah ditawarkan.
Orang yang piawai dalam membawakan Influence Communication dapat dengan mudahnya menggeser belief dan value Anda
terhadap suatu hal. Sebagai contoh, bila Anda wanita yang sedang
berjalan-jalan di pusat perbelanjaan kemudian Anda diminta untuk mampir
mendatangi salah satu counter produk kosmetik, dan Anda tahu
bahwa persedian kosmetik Anda dirumah atau yang sedang Anda bawa masih
dapat digunakan untuk beberapa bulan. Anda mungkin masih saja bisa
membeli produk yang ditawarkannya. Aneh bukan?
Atau
mungkin bila Anda seorang pria yang sedang jalan-jalan di pusat
perbelanjaan dan Anda didekati kemudian ditawari oleh seorang atau
beberapa Sales Promotion Girl (SPG) sebuah produk rokok, dan Anda
tahu bahwa persedian rokok Anda masih cukup untuk beberapa jam kedepan
atau bahkan hingga beberapa hari lagi. Anda masih saja mau membeli
produk yang ditawarkan oleh SPG tersebut (dengan apapun alasannya).
Mungkin peristiwa ini pernah atau seringkali dialamioleh beberapa dari
kita.
Menurut Anda, sekarang, lebih efektif mana antara Persuasion Communication dengan Influence Communication? Bila Anda memilih Influence Communication, maka Anda berada pada pilihan yang tepat. Lalu apakah salah bila memilih Persuasion Communication? Tidak ada yang salah dengan pilihan Anda. Tentu saha semua komunikasi yang Anda lakukan memiliki tujuan tersendiri kan?
Dalam Mind Bending Language System (Advanced Covert Hypnosis) yang diajarkan oleh Igor Ledochowski, Igor mengatakan “Don’t persuade, but Influence!!” hal
ini mengajarkan saya untuk tidak sekedar membujuk rayu saja, bila
dengan mempengaruhi pikiran orang lain dapat menjadi hal yang
menguntungkan untuk kita, mengapa tidak? Dan dari pemahaman dan juga
pengalaman saya di bidang ini, komunikasi bujuk rayu adalah hal yang
dikuasai terlebih dahulu, dan orang menjadi terpangaruhi dari apa yang
kita sampaikan nantinya itu adalah side effect yang dapat dimunculkan.
Mempengaruhi
pikiran orang lain dalam tujuan yang negatif diistilahkan dengan
manipulasi atau propaganda. Dan dalam melatih komunikasi yang dapat
mempengaruhi pikiran orang lain, setidaknya kita HARUS mengasah
kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal. Karena komunikasi verbal dan
non-verbal inilah yang menjadi faktor pendukung utama dalam membawakan Influence Communication. Beberapa hal yang dapat Anda pelajari untuk meningkatkan Influence Communication adalah intonasi suara, jeda, power, tempo dan pola bahasa.
Salam belajar!
No comments:
Post a Comment